Langsung ke konten utama

Sampaikan Dengan Jelas dan Terima Klarifikasi Dengan Tenang

Jurnal Latihan Komunikasi Produktifku Hari Ke-5.

Bismillaahirrahmaanirrahiim.
Alhamdulillah. Hari ini aku berkesempatan latihan komunikasi produktif bersama anakku. Setelah dihari-hari sebelumnya mencoba berlatih untuk menatap mata kawan bicara, mentransfer perasaan saat bicara, berusaha agar penyampaian disampaikan secara singkat dan sederhana, sepertinya poin-poin ini mulai "secara perlahan" tersimpan dalam alam bawah sadar, dalam artian, poin-poin ini seolah-olah otomatis muncul saat menjalin komunikasi, terutama dengan suami dan anakku.

Hari ini aku mencoba untuk menerapkan poin komunikasi "Clear and Clarified" saat berbicara kepada anakku. Tadi aku mencoba melarang anakku menggunakan ponselku saat baterai ponselnya di isi ulang. Dulu aku juga pernah melarang hal ini, namun belum konsisten, sehingga terulang lagi. Saat aku melarang anakku tadi, dia mempertanyakan mengapa aku melarangnya. Aku mencoba menjelaskan bahwa hal itu bertujuan agar baterai ponsel lebih awet. Namun, dia tidak semudah itu saja menerima alasan tersebut. Lalu kujelaskan lagi bahwa, larangan ini juga bertujuan agar dia bisa melakukan hal bermanfaat lain sambil menunggu baterai ponsel, misalnya dengan menggambar, atau bercanda denganku atau dengan suamiku. Setelah mendengar alasan ini, keinginannya utk menggunakan ponselku yang sedang dicas pun menurun. Namun, namanya anak-anak, hatinya tak semudah itu saja lapang saat keinginannya dihambat. Dia mulai pasang kuda-kuda dan menerapkan gaya seperti bersilat yang diarahkan kepadaku sebagai ekspresi atas ketidaksenangan hatinya, namun diwajahnya tetap terukir tawa yang tertahan. Aku pun merespon dengan santai dan ikut memasang kuda-kuda dan bersiap menerapkan gerakan seperti silat yang ditujukan kepadanya. "Oh, A mau melawan Bund, ya," ujarku sambil tersenyum padanya. Dia mulai melakukan "serangan" kepadaku dan kucoba tangkis. Aku pun mulai melancarkan serangan gelitikan padanya. Dengan tangan yang membentuk pola lingkaran yang kuberi nama pusaran angin gelitik, aku mencoba mencari momen untuk "menyerangnya". Jadilah kami saling serang dan tangkis gelitikan. Dan seperti biasa, Bun, alias diriku yang memenangkan "pertarungan". Komunikasi kami pun berakhir dengan tawa dan kegembiraan. 😊

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Jurnal Ke-1 Zona 8 - Berkegiatan Bersama Keluarga

  #tantanganzona8 #berkegiatanbersamakeluarga #jurnalke-1 #bundasayang8 #institutibuprofesional #ibuprofesionaluntukindonesia #bersinergijadiinspirasi #ip4id2023

SMAN 5 PARIAMAN

SMAN 5 Pariaman merupakan SMA termuda di kota Pariaman. Siswa/i angkatan pertama di SMAN 5 diterima pada tahun ajaran 2009/2010. Ini berarti, siswa/i tersebut saat ini sudah duduk di kelas XII. Pada tahun pertama berdirinya, kegiatan pembelajaran di sekolah ini dilaksanakan di SMAN 1 Pariaman. Demikian pula halnya dengan kegiatan pembelajaran pada tahun kedua. Pada tahun ketiga, siswa/i kelas X sudah mulai mengikuti kegiatan pembelajaran di gedung SMAN 5 Pariaman, sementara kelas XI dan XII masih mengikuti kegiatan pembelajaran di gedung SMAN 1 Pariaman. SMAN 5 Pariaman yang dipimpin oleh bapak Drs. Admiral ini, saat ini terdiri dari 14 rombongan belajar. terdiri dari 6 rombongan belajar kelas X, 4 rombongan belajar kelas XI, dan 4 rombongan belajar kelas XII. Kelas XI terdiri dari 1 rombongan belajar kelas IA dan 3 rombongan belajar kelas IS. Sedangkan kelas XII terdiri dari 2 rombongan belajar kelas IA dan 2 rombongan belajar kelas IS. Kegiatan pembelajaran didukung oleh 24 orang ...

Jurnal Tantangan Hari Ke-4 Zona 3 (Tahap Perkembangan Anak)

  Bismilaahirrahmaanirrahiim. Hari ini Bunda (baca: saya) menjalani tantangan hari ke-4 zona 3 kelas Bunda Sayang 8, Institut Ibu Profesional.   Rencana Aktivitas Stimulasi Hari Ini Rencana aktivitas stimulasi yang Bunda berikan kepada Rafif ada pada tabel berikut. Dari rencana stimulasi tersebut, Bunda merealisasikan stimulasi berupa memberikan pujian pada Rafif atas perilaku baik yang dilakukan Rafif serta memberikan pujian berupa acungan jempol, pelukan, ciuman, dll. Cerita Bunda tentang Aktivitas Stimulasi yang Dijalankan Hari Ini Pada kesempatan ini, Bunda meminta Rafif untuk memotong kukunya sendiri. Alhamdulillah Rafif mau melakukannya. Setelah Rafif selesai memotong kukunya sendiri, Bunda memuji Rafif dengan kalimat seperti ini, "Pintar anak Bunda ya, mau potong kuku sendiri!". Pujian ini diiringi dengan acungan jempol Bunda untuk Rafif. Reaksi Rafif malah mengacungkan jempol mengarah ke bawah, sambil bibirnya dikondisikan sedikit monyong. Bunda bertanya kepada Ra...