Langsung ke konten utama

Menulis Itu Tidak Gampang


Menulis itu tidak gampang. Ya, itulah kesimpulan saya hari ini bahwa menulis itu bukanlah hal yang mudah. Buktinya, hingga hari ke-22 sejak mengikuti tantangan menulis setiap hari di Kelas Literasi Ibu Profesional, saya baru bisa menyelesaikan 3 tulisan.

Saya akan mencoba menganalisis faktor-faktor penyebab belum berhasilnya saya mengunggah satu tulisan per hari.

  1. Overthinking

Awalnya saya berpikir bahwa menulis itu sangat mudah. Cukup dengan menyadari apa yang sedang saya pikirkan saat ini atau apa yang sedang saya rasakan saat ini. Lalu tuliskan saja semuanya. Namun ternyata, saat jari-jari sudah sangat dekat dengan keyboard, rasanya seolah-olah ada yang menahan jari-jari ini untuk segera beradu dengan keyboard. Mulai dari munculnya pikiran yang menyatakan bahwa bahwa ide penulisan saya tidak menarik, bahasanya terlalu kaku, diksi yang saya pilih tidak menarik, tulisan saya sepertinya tidak akan menarik minat orang lain untuk membacanya. Pikiran-pikiran seperti itu biasanya sukses membuat saya berhenti melanjutkan menulis, dan berakhir dengan menutup layar ponsel. Akhirnya tulisan saya hanya berakhir menjadi draft saja.

     2. Tidak Disiplin

Seringkali saat niat menulis muncul dan saya mulai menyalakan layar ponsel, muncul godaan yang kuat untuk mengintip dulu hal-hal baru yang muncul di feed atau wall sosial media saya. Niat awalnya hanya sekedar melihat-lihat sebentar saja, namun biasanya kebablasan hingga akhirnya kegiatan menulis batal terlaksana. Padahal dengan waktu yang sudah saya habiskan untuk berselancar di sosial media, bisa saja satu tulisan saya selesai. Ternyata butuh disiplin diri yang kuat agar bisa konsisten menulis setiap hari. Ya, memang sih, pada dasarnya disiplin itu sangat perlu dalam segala hal dalam kehidupan kita. Dan, sepertinya saya harus berjuang lebih kuat agar bisa terus disiplin, khususnya dalam menulis.

    3. Tidak Sabar

Salah satu hal yang membuat saya belum konsisten menulis setiap hari menurut saya adalah tidak sabar dalam menjalani proses. Menulis merupakan sebuah keahlian. Agar keahlian menulis dapat berkembang, maka ia butuh waktu dan butuh pengulangan. Jika saya tidak menyediakan waktu untuk menulis dan tidak rutin menulis, maka kemampuan menulis saya tidak akan berkembang. Dan saya merasa bahwa saya belum sabar dalam menjalani proses ini. Akibatnya, saya dengan begitu mudahnya keluar dari pelantar menulis ini ketika saya merasa buntu atau mengalami hambatan dalam menulis. Padahal jika saya memberikan lebih banyak waktu untuk bertahan dan terus mencoba, bisa jadi pada akhirnya saya mampu menyelesaikan satu tulisan lagi hari itu.

4. Malas Membuat Kerangka Penulisan

Berkali-kali saat mencari tips mudah menulis di internet atau pun saat mengikuti kelas menulis, saya menemukan bahwa salah satu tips agar mudah menuangkan tulisan yaitu dengan menuliskan terlebih dahulu kerangka penulisan. Tips ini bahkan sebenarnya sudah saya pelajari saat belajar menulis karangan ketika masih duduk di bangku Sekolah Dasar. Tapi ya, apa boleh buat, karena rasa malas yang masih dipertahakan membuat saya cenderung untuk langsung saja menulis ketika saya ingin menulis tanpa berusaha dulu untuk menulis kerangka penulisannya. Cara ini memang hampir tak pernah gagal membuat saya berhenti melanjutkan draft penulisan saya karena menemui kebuntuan dalam menguraikan tulisan saya.

Itulah hasil analisis saya terhadap faktor-faktor yang membuat saya belum berhasil menyelesaiakan satu tulisan per hari.

Terima kasih telah membaca. Semoga bermanfaat.

#KLIP

#kelasliterasiibuprofesional

#ibuprofesional


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Jurnal Tantangan Hari Ke-1 Zona 3 (Tahap Perkembangan Anak)

  Ceritaku tentang pengalaman stimulasi hari ini adalah sebagai berikut. Hari ini Bunda yang menjemput R pulang sekolah. Bunda menanyakan bagaimana perasaan R hari ini. R menjawab baik-baik saja.  Apakah R bisa menjawab soal ujian hari ini?. R menjawab bisa, Bund. bagaimana dengan K (teman K), ada K main sama R tadi? (K adalah teman R yang 2 hari yang lalu bertengkar dengan R) R jawab ada. Masih ada K bilang bahwa K ndak mau berteman dengan R lagi (awalnya K bercanda, tapi karena keseringan R menjadi marah dan bertengkar dengan K 2 hari lalu). ini sekelumit percakapanku dengan R tadi.  Alhamdulillah aku bisa menjadi pendengar yang baik hari ini untuk R. Sementara R, hingga malam ini sebagian besar dalam suasana hati yang baik. Semoga ini adalah dampak dari Bundanya yang berusaha menjadi pendengar yang baik. Aamiin.

Jurnal Tantangan Hari Ke-2 Zona 3 (Tahap Perkembangan Anak)

Bismillaahirrahmaanirrahiim. Hari ini adalah hari kedua bagi Bunda (baca: saya) dalam menjalani tantangan pada zona 3 kelas Bunda Sayang di Institut Ibu Profesional. Tema pada zona 3 ini yaitu "Tahap Perkembangan Anak". Selama 14 hari sejak tantangan dimulai, Bunda  ditantang untuk memberikan stimulasi yang tepat terhadap perkembangan anak sesuai dengan usianya. Bagi yang penasaran seperti apa rencana Bunda, sangat boleh untuk mengintipnya di sini 👉 Jurnal Tantangan Hari ke-1 zona 3 .  Rencana Aktivitas Stimulasi Hari Ini Adapun rencana Bunda hari ini dapat dilihat pada tabel berikut: Bunda memilih aspek emosi untuk distimulasi karena anak diusia 7-8 tahun cenderung mudah marah karena hal sepele. Hal ini terjadi terjadi karena anak usia tersebut sedang mengalami lonjakan hormon yang memicu peningkatan emosi. Rafif pun sering mengalami hal ini. Di usia ini, anak juga mulai menginginkan lebih banyak privasi sehingga Rafif mungkin butuh aktivitas atau suasana yang memberinya ba

Tantangan Hari Ke-7 Zona 6 - Keterampilan Literasi (Ibu Baca Buku)

  #tantanganzona6 #ketrampilanliterasi #ibubacabuku #harike-7 #bundasayang8 #institutibuprofesional #ibuprofesionaluntukindonesia #bersinergijadiinspirasi #ip4id2023