Menjalani kehidupan sejak lahir hingga mencapai usia saat ini, setidaknya sekali dalam hidup kita, mungkin sempat terlintas pertanyaan-pertanyaan seperti ini. Mengapa saya ada di dunia? Untuk apa saya diciptakan? Ke mana nanti saya pergi? Benarkah ada kehidupan setelah mati? Akankah nanti kehidupan saya setelah mati akan bahagia?
Apa sebaiknya yang harus saya lakukan selama hidup di dunia? Akankah kelak saya kembali berkumpul bersama orang-orang yang saya sayangi?
Pada akhirnya, saya sepakat pada pemahaman bahwa akan ada kehidupan setelah mati. Saat masa tak lagi berbilang, kita akan berada pada salah satu di antara dua tempat. Di surga atau di neraka. Jika ditanya ingin masuk yang mana. Saya akan menjawab masuk surga. Namun untuk bisa masuk ke surga, tidak sesederhana seperti saat kita menjawab "ingin masuk surga". Butuh persiapan, perbekalan, serta keridhaan dari Sang Pemilik Surga. Dan dunia ini adalah tempat di mana kita mempersiapkan diri, mengumpulkan perbekalan, serta "merayu" Sang Khalik agar kita diridhainya masuk ke surga-Nya.
Sejauh pemahamanku, surga itu disediakan untuk orang-orang yang baik. Orang baik yang seperti apa? Orang baik yang memenuhi kriteria baik menurut kehendak-Nya. Dan acuan baik atau buruk, benar atau salah, bagi seorang muslim/muslimah ada di dalam Al-Qur'an serta sunnah Rasulullah SAW.
Salah satu perbekalan yang mungkin bisa kita siapkan agar diizinkan memasuki surganya Allah adalah menjadi manusia terbaik, menjadi sebaik-baik manusia.Bagaimanakah sebaik-baik manusia tersebut?
Dalam salah satu hadist nabi Muhammad SAW, ada hadits yang artinya "sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi manusia (lain)". MasyaAllah. Tidakkah ini merupakan suatu hal yang tampaknya mudah untuk kita amalkan? Cukup dengan memberi manfaat bagi manusia lain, maka kita dapat digolongkan sebagai sebaik-baik manusia. Coba kita ingat-ingat. Selama satu hari ini, sudah adakah kita memberi manfaat bagi manusia lain? Mudah-mudahan setidaknya satu manfaat telah kita berikan untuk orang lain.
Sebagai seorang istri, manfaat diri kita yang bisa kita wujudkan dapat berupa membuat suami merasa dihormati, dihargai, dimengerti, dipercayai, dipenuhi kebutuhannya lahir dan batin. Sebagai ibu, kita dapat mewujudkan manfaat berupa terpenuhinya kebutuhan anak, makanannya, pakaiannya, anak merasa dilindungi, diperhatikan, didengarkan, memberi teladan yang baik bagi anak. Sebagai anak, manfaat diri kita dapat berupa memenuhi kebutuhan orang tua, menjalin komunikasi intensif dengan orang tua, membuat orang tua merasa disayangi. Sebagai tetangga, maanfaat yang bisa kita berikan misalnya memberikan sebagian masakan yang kita buat kepada tetangga, mencegah suara bising dari rumah kita yang dapat mengganggu ketenangan tetangga, membantu tetangga di kala memerlukan bantuan.
Betapa banyak sebenarnya manfaat yang bisa kita wujudkan setiap harinya. Mari berlomba-lomba dalam memberi manfaat bagi manusia lainnya, walaupun sekedar memberi senyuman saat bertemu orang lain. Semoga Allah golongkan kita sebagai sebaik-baiknya manusia. Tentunya tak lupa dengan niat ikhlas untuk meraih ridha Allah.
(wka)
#KLIP
Komentar
Posting Komentar