Bismillaahirrahmaanirrahiim.
Memulai zona 4 dengan penuh semangat.
Semoga bunda (baca: saya) bisa konsisten hingga 14 hari ke depan. Aamiin.
Hari ini bunda berkesempatan untuk melatih kemandirian Rafif (8 tahun) dalam hal bermalam tanpa bersama ayah dan bunda.
Jadi biasanya selama liburan sekolah, Rafif dan bunda menghabiskan waktu di kota tempat bunda tumbuh besar di masa kanak-kanak hingga SMA. Sementara ayah bertahan di kota tempat berdomisili karena harus berwirausaha.
Saat ini kakek Rafif dalam masa pemulihan pasca stroke sehingga ayah mengizinkan bunda dan Rafif di masa libur sekolah ini di tempat kakek dan nenek.
Hari Minggu lalu, ayah mengantar kami ke rumah kakek nenek, lalu keesokan harinya ayah kembali ke kota domisili kami.
Hari ini, karena ada urusan di tempat benda bekerja, maka bunda harus kembali ke kota domisili kami.
Tadi malam, bunda sudah "sounding" kepada Rafif bahwa kami akan kembali ke kota domisili kami selama sehari semalam. Dalam hati, bunda sudah ada niat membujuk Rafif untuk tetap di rumah kakek nenek saja, sementara bunda sendiri yang kembali ke kota domisili kami. Namun, bunda urung menyampaikan kepada Rafif.
Tadi pagi bunda kembali mengingatkan Rafif bahwa hari ini kita ke kota domisili kami. Rafif bersedia, namun ada sedikit keberatan karena ia berencana memindahkan tanaman cabe yang pernah ditanamnya ke dalam pot yang lebih besar. Saat bunda ingin menawarkan Rafif untuk tetap tinggal di rumah kakek nenek, nenek yang saat itu menyimak pembicaraan kami lebih duluan menawarkan Rafif untuk tidak usah ikut bunda. Dan jawaban Rafif adalah "Hmm? Iyalah kalau gitu.. tapi nanti malam "etek (adik perempuan bunda)" menemani Rafif sebelum tidur.
Alhamdulillaah, Masya Allah. Bagi bunda ini adalah kemajuan besar bagi Rafif karena ini pertama kalinya Rafif bersedia bermalam di suatu tempat tanpa bersama ayah dan bunda.
Sebelum bunda berangkat, bunda berpesan kepada Rafif agar mau mendengarkan kata-kata nenek, kakek, dan etek. Ingat untuk mandi, makan, dan bersikap baik kepada kakek, nenek, dan etek. Rafif pun mengiyakan.
Dalam perjalanan, bunda bertanya tentang Rafif kepada etek Rafif via WA. Alhamdulillah etek Rafif bilang bahwa Rafif baik-baik saja, anteng-anteng saja. Alhamdulillah bunda merasa lega.
Hingga malam, bunda sengaja tidak menghubungi etek/nenek karena khawatir membuat Rafif galau.
Sekitar jam setengah sepuluh malam tadi, nenek menghubungi bunda. Kami video call via WA. Nenek cerita bahwa Rafif baik-baik saja, tidak galau, mandiri. Rafif mengisi waktu dengan menggambar, berkebun, memasak nasi goreng sendiri, bercerita tentang berbagai hal.
Hmm.. sebenarnya pagi tadi saat Rafif mengiyakan untuk tidak ikut bunda, bunda sedikit galau, karena menjalani hal yang tak biasa. Sedikit ragu apakah Rafif bisa tanpa drama bermalam tanpa bersama ayah bunda di rumah nenek. Namun, bunda harus menguatkan hati, memberikan kepercayaan kepada Rafif, lebih "tega" kepada Rafif dan tentunya kepada diri bunda, serta meyakinkan diri bunda bahwa Rafif bisa. Ya, ayah, bunda, Rafif, kita bertiga sama-sama dalam proses belajar. Alhamdulillah, sejauh ini Rafif tidak ada kendala. Tapi mungkin akan lain ceritanya jika bunda lebih dari satu malam tidak bersama Rafif, karena tadi kami menyepakati bahwa bunda hanya semalam di kota tempat domisili kami. Ayah, bunda, Rafif.
Alhamdulillah, sebelum video call bersama nenek ditutup, Rafif sudah tidur.
Berikut dokumentasi saat Rafif video call bersama ayah dan bunda. ❤❤❤
#tantanganzona4
#melatihkemandiriananak
#harike-1
#bundasayang8
#institutibuprofesional
#ibuprofesionaluntukindonesia
#bersinergijadiinspirasi
#ip4id2023
Komentar
Posting Komentar